Jalanan mirip Tenteng. Foto: google
Material
aspal sudah berhamburan, diperparah lagi dengan munculnya lubang di
tengah jalan. Hal ini menyulitkan para pengendara melalui jalan
tersebut, baik roda dua maupun empat. Apalagi saat musim hujan seperti
sekarang. Jika tidak hati hati, ban motor akan tergelincir.
Padahal
proyek pengaspalan jalan tersebut baru dikerjakan tahun 2014. Tak jauh
berbeda dengan beberapa titik jalan lainnya. Tak pelak mendapat sorotan
dari anggota DPRD Muna. Sekretaris Komisi III DPRD Muna, Darmin, meminta
pemerintah daerah dalam hal ini Dinas PU, agar lebih selektif menunjuk
kontraktor.
"Kalau
bisa pemerintah jangan asal main tunjuk kontraktor. Harus profesional.
Masa baru berapa hari diaspal, jalan sudah rusak begitu. Cari kontraktor
yang bisa kerja," ujar Darmin kepada SULTRAKINI.com.
Politisi
Gerindra ini menduga, jalanan dikerjakan hanya menyusun kerikil, lalu
disiram aspal begitu saja tanpa mempertimbangkan bobot kendaraan yang
melewatinya. Akibatnya mudah rusak. Darmin menyebutnya mirip Tenteng
(kue tradisional yang terbuat dari kacang dan gula merah).
"Modelnya
sudah kaya Tenteng," ketusnya. "Jalanan ini sering dilewati mobil
besar. Jalanan seperti Tenteng begitu pasti cepat rusak kalau tiap hari
dilewati kendaraan," tambahnya.
Sementara
pelaksana tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Muna, La Ode
Bou, mengakui ketidakberesan pekerjaan itu. Menurutnya, dirinya
terpaksa harus menahan 20 persen anggaran proyek pengaspalan di Jalan
Pendidikan Kelurahan Mangga Kuning Kecamatan Katobu itu.
Ia
juga mengaku sudah meminta kontraktor yang menangani proyek tersebut
agar sesegera mungkin menambal aspal yang rusak sesuai dengan tenggat
waktu pemeliharaan jalan.
Kontributor: Fatma Fariki
Editor: Gugus Suryaman