Selamat tinggal...
Selamat tinggal sembako politik. Selamat tinggal sarung politik. Selamat tinggal 50 ribu rupiah politik.
Selamat tinggal baliho perusak estetika ruang publik. Selamat tinggal poster pengotor tiang listrik. Selamat tinggal spanduk tumpang tindih menawarkan janji manis.
Selamat tinggal pencitraan semu. Selamat tinggal lembaga survey. Selamat tinggal penyelenggara pemilihan yang suka main mata. Selamat tinggal kemenangan yang berlandas kecurangan.
Selamat datang Strong Legislative System !
Sistem yang sedari awal diamanahkan Para Pendiri Bangsa: "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan".
Kontrol masyarakat atas Eksekutif bisa lebih intens dan powerfull via wakil yang telah mereka pilih dalam pemilu.
Selanjutnya, kita Rakyat, bisa lebih berkonsentrasi kerja cari nafkah sesuai bidang masing-masing. Tanpa perlu direcoki spanduk dan baliho dan kampanye lelah berbulan-bulan. Tiap 5 tahun kita seleksi baik-baik calon wakil kita di DPRD. Karena merekalah yang akan menjadi "kita".
(Canny Watae)
Selamat tinggal sembako politik. Selamat tinggal sarung politik. Selamat tinggal 50 ribu rupiah politik.
Selamat tinggal baliho perusak estetika ruang publik. Selamat tinggal poster pengotor tiang listrik. Selamat tinggal spanduk tumpang tindih menawarkan janji manis.
Selamat tinggal pencitraan semu. Selamat tinggal lembaga survey. Selamat tinggal penyelenggara pemilihan yang suka main mata. Selamat tinggal kemenangan yang berlandas kecurangan.
Selamat datang Strong Legislative System !
Sistem yang sedari awal diamanahkan Para Pendiri Bangsa: "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan".
Kontrol masyarakat atas Eksekutif bisa lebih intens dan powerfull via wakil yang telah mereka pilih dalam pemilu.
Selanjutnya, kita Rakyat, bisa lebih berkonsentrasi kerja cari nafkah sesuai bidang masing-masing. Tanpa perlu direcoki spanduk dan baliho dan kampanye lelah berbulan-bulan. Tiap 5 tahun kita seleksi baik-baik calon wakil kita di DPRD. Karena merekalah yang akan menjadi "kita".
(Canny Watae)